Pada kesempatan kali ini saya akan mengupas tentang asal usul nama salah satu kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal adalah tempat kelahiran dan tempat saya tinggal hingga saat ini. Menarik untuk mengupas lebih jauh asal usul kabupaten tersebut. Langsung saja ini penjelasannya.
Kabupaten Kendal, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kendal dan masuk dalam Wilayah Metropolitan Kedungsapur Wilayah Metropolitan terbesar Ke 6 setelah Jabodetabek, Gerbangkertosusila, Mebidang, Bandung Raya, Mamminasata, dan Kartamantul. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Temanggung di selatan, serta Kabupaten Batang di barat. Kendal juga dikenal dengan Kota Santri karena terdapat ribuan Pon Pes terutama di kecamatan Kaliwungu dan juga dikenal dengan Kota Seni dan Budaya.
Kabupaten Kendal, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kendal dan masuk dalam Wilayah Metropolitan Kedungsapur Wilayah Metropolitan terbesar Ke 6 setelah Jabodetabek, Gerbangkertosusila, Mebidang, Bandung Raya, Mamminasata, dan Kartamantul. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Temanggung di selatan, serta Kabupaten Batang di barat. Kendal juga dikenal dengan Kota Santri karena terdapat ribuan Pon Pes terutama di kecamatan Kaliwungu dan juga dikenal dengan Kota Seni dan Budaya.
Nama Kendal diambil dari nama sebuah pohon yakni Pohon Kendal. Pohon
itu pada mulanya tidak ada yang tahu namanya tapi ketika Pakuwojo
bersembunyi di pohon itu di dalam pohon itu terang benderang akhirnya
pohon itu dinamakan pohon Qondhali yang berarti penerang dan akhirnya
daerah tempat pohon itu dinamakan Qondhali karena orang Jawa tidak fasih
berbahasa Arab maka jadi Kendal. Pohon yang berdaun rimbun itu sudah
dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500 - 1546 M yaitu pada masa Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal pemerintahannya tahun 1521 M, Sultan Trenggono pernah memerintah Sunan Katong untuk memesan Pusaka kepada Pakuwojo.
Peristiwa yang menimbulkan pertentangan dan mengakibatkan kematian itu tercatat dalam Prasasti.
Bahkan hingga sekarang makam kedua tokoh dalam sejarah Kendal yang
berada di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu itu masih dikeramatkan
masyarakat secara luas. Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana
memandang keindahan dan kerindangan pohon Kendal yang tumbuh di
lingkungan sekitar. Sambil menikmati pemandangan pohon Kendal yang
nampak "sari" itu, Beliau menyebut bahwa di daerah tersebut kelak bakal
disebut "Kendalsari". Pohon besar yang oleh warga masyarakat
disebut-sebut berada di pinggir Jln Pemuda Kendal itu juga dikenal
dengan nama Kendal Growong karena batangnya berlubang atau growong.
Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal dipakai untuk
menyebutkan suatu wilayah atau daerah setelah Sunan Katong menyebutnya.
Kisah penyebutan nama itu didukung oleh berita-berita perjalanan
Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15
di Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan terkenal yaitu Semarang, Tegal dan Kendal.
Bahkan oleh Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah
Pesisir Tanah Jawa itu memiliki yang arti sangat penting.
Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendal
Adalah seorang pemuda bernama Joko Bahu seorang abdi dalem kerajaan
Mataram. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang mencintai sesama dan
pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan daerahnya. Atas
keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo
mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso.
Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang
Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia.
Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung
Bahurekso beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari
perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia
pada tanggal 26 Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah
lahirnya Kabupaten Kendal.
Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya Tumenggung
Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan kurang
tepat. Karena momentum tersebut merupakan sejarah kelam bagi seorang
tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal tersebut diambil
sebagai momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis.
Munculnya istilah "gagal dan gugur" dalam mitologi Jawa dikawatirkan
akan membentuk bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola
rasa, cipta dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang
tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten
Kendal.
Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus 2006, dengan
mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr. Djuliati
Suroyo ( guru besar Fakultas sastra Undip Semarang ), Dr. Wasino, M.Hum (
dosen Pasca Sarjana Unnes ) H. Moenadi ( Tokoh Masyarakat Kendal dengan
moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan
penelitian dan pengkajian secara komprehensip menyepakati dan
menyimpulkan bahwa momentum pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati
Kendal, dijadikan titik tolak diterapkannya hari jadi. Pengangkatan
bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605. Tangal tersebut persis hari Kamis Legi malam jumat pahing tahun 1527 Saka.
Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah
( PERDA ) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari
Jadi Kabupaten Kendal ( Lembaran Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15
) Sejarah Kendal juga terdapat di perpustakaan Leiden University ,Leiden, Belanda.
Itulah penjelasan asal usul nama Kabupaten Kendal.
Semoga bermanfaat...
Itulah penjelasan asal usul nama Kabupaten Kendal.
Semoga bermanfaat...