Biografi Mar'ie Muhammad dan Julukan "Mr Clean"

Nama Mar'ie Muhammad mungkin agak asing ditelinga banyak orang. Sosoknya tidak begitu banyak dikenal oleh masyarkat luas. Namun, jika ditelusuri lebih jauh Mar'ie Muhammad memiliki kisah hidup yang sangat menginspirasi dan dapat dijadikan teladan terutama bagi pegawai Kementrian Keuangan.

Dr. H. Mar'ie Muhammad, M. Si. lahir di Surabaya, 3 April 1939 merupakan mantan Menteri Keuangan pada masa Orde Baru yaitu pada masa Kabinet Pembangunan VI. Beliau menjadi menteri keuangan ke-18 di Indonesia dengan periode jabatan tahun 1993-1998. Sebelum menjadi menteri keuangan, banyak jabatan yang telah diduduki oleh Mar'ie Muhammad, diantaranya :
  • Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara Departemen Keuangan RI (1969-1972)
  • Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan RI dengan jabatan terakhir sebagai direktur (1972-1988)
  • Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) (1988-1993)
Selama berkarier di Departemen Keuangan atau sekarang bernama Kementerian Keuangan, Mar'ie Muhammad mendapat julukan sebagai 'Mr Clean". Hal ini karena Mar'ie Muhammad dikenal sebagai sosok yang jujur, berintegritas dan bersemangat dalam memberantas korupsi di era-nya saat menjabat sebagai Dirjen Pajak. 

Mar'ie Muhammad juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Beliau tidak menjadikan jabatan sebagai sarana untuk memperkaya dirinya sendiri. Namun, beliau selalu berusaha menjadikan institusinya menjadi institusi yang lebih baik dengan memberantas berbagai praktik korupsi yang terjadi. Hal ini seperti ungkapan yang disampaikan beliau yaitu 'Apabila kita tidak amanah dengan uang maka dalam hal lainnya pun kita tidak akan amanah'.
Atas dedikasinya yang luar biasa tersebut nama Mar'ie Muhammad diabadikan menjadi nama gedung utama di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak pada 19 Januari 2017 yang disahkan langsung oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Hal itu merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Mar'ie Muhammad dan harapan kepada generasi penerus untuk dapat menjadikannya sebagai inspirasi dalam melanjutkan nilai-nilai dan teladannya.
Setelah masa jabatannya sebagai menteri keuangan selesai, karier beliau berlanjut dengan menjadi Ketua Oversight Committee (OC) BPPN pada tahun 2001-2004, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1999-2009, Ketua Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI), Ketua Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), dan komisaris utama PT Bank Syariah Mega Indonesia.

Mar'ie Muhammad wafat Minggu, 11 Desember 2016 di Jakarta pada usia 77 tahun dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

dikutip dari berbagai sumber.



Macam-macam Zat Aditif pada Makanan, Kegunaan dan Contohnya

Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada waktu proses pengolahan makanan. Zat aditif dalam makanan keberadaannya dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
  • Aditif sengaja, adalah zat aditif yang dengan sengaja diberikan untuk tujuan tertentu seperti meningkatkan nilai gizi, penguat cita rasa, mengendalikan keasaman/kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, atau pengawet agar tidak mudah busuk.
  • Aditif tidak sengaja, adalah zat aditif yang jumlahnya sangat kecil, sebagai akibat dari proses pemasakan, misalnya jika menggunakan panci logam yang bisa luntur atau wadah plastik yang tidak tahan panas.

Berdasarkan sumber asalnya, zat aditif dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
  • Aditif alamiah, contohnya ekstrak kunyit dan daun pandan untuk pewarna, serta air jeruk untuk pemberi rasa asam.
  • Aditif sintetis (buatan). Zat aditif sintetis mempunyai sifat lebih pekat, lebih stabil, biasanya lebih murah, tetapi terkadang mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh atau bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker. Contohnya, monosodium glutamat (MSG) sebagai penyedap rasa, boraks sebagai pengawet, dan pewarna tartrazine yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. 

Berdasarkan tujuannya, zat aditif dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

  • Pewarna makanan/minuman
Contohnya adalah klorofil (hijau), karoten (jingga), mioglobin (warna merah pada daging), dan karamel (gula yang dipanaskan menimbulkan warna coklat). Pewarna sintetis yang diizinkan, antara lain carmoisine (merah), tartrazine (kuning), violet GB (ungu), brilliant blue FCF (biru), dan fast green FCF (hijau).

  • Penguat cita rasa
Misalnya aroma buah-buahan, aroma vanili (ekstrak vanili), pemberi rasa daging/ayam, kesan panas (rempah-rempah), kesan dingin/segar (mint), pemanis dari gula merah/gula pasir, pemanis sintetis (sakarin, Na-siklamat, dan Ca-siklamat) asidulan (asam laktat, asam suksinat, asam asetat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, dam asam tartrat).

  • Antikerak
Biasanya ditambahkan pada tepung yang bersifat higroskopik untuk mempertahankan sifat butirannya. Contohnya kalsium silikat (CaSiO3) untuk campuran tepung dan rempah-rempah minyak atsiri, dan Ca-stearat untuk mencegah penggumpalan tepung. Bahan antikerak tersebut akan ikut termetabolisme dalam tubuh tetapi tidak berbahaya, asalkan dalam jumlah yang diperbolehkan dalam makanan.

  • Pemantap
Pemantap digunakan untuk memperoleh tekstur yang keras dan renyah. Contohnya Ca-sitrat, Al2SO4, dan KAlSO4 untuk pembuatan asinan ketimum dengan cara menambahkannya ke dalam larutan garam sebelum difermentasikan.

  • Penjernih larutan
Contohnya bentonit untuk penjernih anggur, gelatin dan tanin untuk menjernihkan sari buah.

  • Pemucat
Berperan sebagai oksidator. Contohnya benzoil peroksida (C6H5CO)2 untuk memucatkan tepung terigu yang baru (biasanya berwarna kuning) menjadi berwarna putih.

  • Pengembang adonan
Dapat terurai dan menghasilkan gas CO2 dalam adonan roti, sehingga adonan roti mengembang, dan dapat diperoleh roti dengan struktur berpori-pori. Contohnya garam bikarbonat (NaHCO3).

  • Pengawet
Melindungi kerusakan makanan yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Pengawet organik, contohnya asam benzoat, asam asetat, dan asam propinat. Pengawet anorganik, contohnya natrium nitrit untuk mengawetkan daging dan ikan. Pengawet anorganik dapat membahayakan kesehatan.

  • Surfaktan
Digunakan untuk mempertahankan tekstur agar dapat disimpan lebih lama. Contohnya pelapisan lilin pada apel dan daun kol.

Contact Us

Name

Email *

Message *