LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN URINE
I. Tujuan
Mengamati
karakteristik urine, kandungan klorida, kandungan protein, kandungan glukosa,
dan kandungan amonia.
II. Waktu dan Tempat
Waktu
: 08.30-10.00 WIB
Tanggal
: 17 Februari 2015
Tempat
: Labolatorium biologi SMA 6 Semarang
III. Landasan Teori
A. Struktur Ginjal
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung jutaan alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi (renal cospuscle), tubulus kontortus proksimal, bagian tebal dan bagian tipis lengkung henle, tubulus kontortus distal.
Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang dikelilingi kapsul Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler glomerulus dinamakan lapisan viseral, lembaran luar membentuk batas luar tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula Bowmann yang dilapisi sel epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang menerima filtrat. Setiap badan malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri aferen masuk dan arteri eferen keluar meninggalkan glomerulus, dan kutub urinarius, tempat tubulus proksimalis dimulai. Lapisan parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai di kutub urinaria epitel berubah menjadi epitel kubus. Lapisan viseral mengalami modivikasi selama perkembangan embrional. Sel-sel lapisan internal dinamakan podosid, mempunyai badan sel dimana muncul beberapa tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai banyak tonjolan sekunder yang menutupi kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling bertautan, membatasi ruang yang membentuk celah filtrasi.
Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang merupakan lapisan basalis. Membran ini merupakan struktur struktur kontinyu yang memisahkan darah kapiler dari ruang kapsular. Di samping se endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial. Sel mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi filtrasi glumerulus, juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks imun dan terlibat dalam produksi penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai makrofag dan berperan membersihkan lamina basalis dari zat-zat tertentu yang tertimbun dalam matrik selama filtrasi.
Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 55µm. Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling menjalin satu dengan yang lain dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada apeks sel yang menghadap ke lumen tubulus terdapat banyak mikrovili yang panjangnya 1µm , bentukan ini dinamakan brush border (batas sikat) yang berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar dari darah selama filtrasi.
Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis
pars desenden lengkung henle yang mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen
tipis ini berakhir dalam segmen tebal pars asenden yang sel-selnya berbentuk
kuboid yang banyak mengandung mitokondria. Pars asenden tebal lengkung henle
mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol aferen dan eferen,
dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus (penskresi
renin). Pada titik ini epitel tubulus dimodifikasi membentuk makula densa. Sel
jukstaglomerulus, makula densa dan sel lapis bergrandula bersama-sama dikenal
sebagai aparatus jukstaglomerulus.
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal, mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang berjalan melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada apeks piramid medula.
B. Proses pembentukan urin
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal, mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang berjalan melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada apeks piramid medula.
B. Proses pembentukan urin
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan
glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel
pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang
berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul
Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit).
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan
tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik
plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi
sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati
pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan
melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi
dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang
direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi
adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan
sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun
menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan
ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus
pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju
vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan sementara urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai
sarana komunikasi olfaktori.
Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat
sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Anggapan umum
menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk
dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang
bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning
pekat atau cokelat.
Volume urine yang
dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
· Jumlah air yang
diminum.
· Jumlah garam yang
harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
· Hormon
antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna
kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna
kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan
agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama
berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam
jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml,
volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika
(teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi
warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a.
Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti
bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b.
Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh
efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula,
warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system
urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau
pembengkakkan kelenjar prostat.
c.
Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya
kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d.
Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang
banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna bening. Akan
tetapi warna urinedapat juga berubah-ubah. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perubahan warnaurine. Faktor yang terpenting adalah kadar air
dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda ataupun
kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulaikurang cairan, mungkin asupan yang
kurangan atau aktivitas yang banyak karenacairan tubuh kita paling banyak
dikeluarkan melalui urine dan keringat.
Untuk mencegah supaya warna urine tidak kuning
adalah dengan meminumair putih minimal 8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan
dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika memang aktivitas kita ekstra maka
kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga kita harus meminum air lebih dari
biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan paramater bahwa tubuh kita perlu
asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna urine beserta penjelasannya.
C. Sifat-sifat urine
Urine
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
D. Unsur-unsur dalam urin
1. Unsur-unsur normal dalam urine.
1. Volume urin normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung pada
masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir
nitrogen dan kopi, teh, alkohol mempunyai efek diuresis.
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030.
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila
masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan
dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam.
Urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan kehilangan CO2 di
udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah banyak muntah.
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom,
sedikit urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning
tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi
hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap
sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapakan garam-garam asam urat dengan
warna dadu.
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
D. Unsur-unsur dalam urin
1. Unsur-unsur normal dalam urine.
a. Urea (25-30 gram) merupakan
hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
b. Amonia, pada keadaan normal
terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan
amonia dalam urinnya sangat tinggi.
c. Kreatinin dan kreatin
(kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan
14-22 mg/kg pada perempuan.
d. Asam urat, adalah hasil akhir
terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air,
tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran
asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
e. Asam amino: hanya sedikit dalam
urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah
asam amino yang diekskresikan meningkat.
f. Klorida (terutama NaCl),
pengeluarannya tergantung dari masukan.
g. Sulfur, berasal dari protein
yang mengandung sulfur pada makanan.
h. Fosfat di urin adalah gabungan
dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein
berikatan denagn fosfat.
i. Oksalat dalam urin rendah. Pada
penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi.
j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada
sedikit dalam urin.
k. Vitamin, hormon dan enzim dalam
urin sedikit.
2. Unsur abnormal dalam urine.
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan
globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis
terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan
banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi
ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria
sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari
organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler
penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada
penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria
dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat
(raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).
Glukosa:
glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan
atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes.
Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi
maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang
mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan,
diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan
darah karena kerusakan pada ginjal.
E. Gangguan Pada Ginjal
Beberapa kelainan dan gangguan fungsi ginjal adalah sebagai berikut.
1. Nefritis
Nefritis
: kerusakan pada glumerulus akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh
bakteri Steptococcus. Nefritis mengakibatkan seseorang menderita Uremia dan
oedema. Uremia: masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema
adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.
2. Batu ginjal
Batu
ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak
larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal
kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
3. Albuminuria
Albuminuria
adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat juga
disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun
bakteri, eter, atau logam berat.
4. GlikosuriaGlikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
5. Hematuria
Hematuria
adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan
pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal
6.
Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes Militus
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes Militus
Diabetes
militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau hanya
menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon yang mampu mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu,
Insulis juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan
sebagai sumber energi. Diabetes militus juga dapat terjadi jika sel-sel di
hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa
di urin penderita diabetes militus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang
air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolisme
lemak dan protein.
8. Diabetes Insipidus
Diabetes
Insipidus adalah penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu
banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormon ADH (dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis bagian belakang). Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30
kali lipat dari keadaan normal.
IV. Alat dan Bahan
Alat
v Tabung reaksi
v Rak tabung reaksi
v Penjepit tabung reaksi
v Gelas ukur 100 ml
v Indikator universal
v Pembakar spiritus
v Pipet tetes
v Korek api
Bahan
v Urine
v Larutan benedit
v Larutan biuret
v Larutan AgNO3
V. Cara
Kerja
-
Kegiatan 1,
Mengetahui
bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin
1. Memasukkan 1 ml urin kedalam
tabung reaksi
2. Menjepit dengan penjepit tabung
reaksi
3. Memanaskan sampai mendidih
dengan lampu spiritus
4. Mengetahui baunya
· Kegiatan 2,
Mengenal
kandungan klorida dalam urin
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam
tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan
AgNO3
3. Mengetahui perubahan setelah
nya
4. Memberikan alasan kenapa bisa
terjadi
· Kegiatan 3,
Uji
protein
Mengetahui
ada tidaknya kandungan protein dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam
tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan
biuret, dan membiarkan selama 5 menit
3. Mengamati perubahan warna yang
terjadi
4. Menyimpulkan tentang urin yang
telah di uji
· Kegiatan 4,
Uji
glukosa
Mengetahui
ada tidaknya kandungan glukosa dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam
tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan
benedict
3. Menjepit dengan penjepit,
kemudian memanaskan dengan lampu spritus
4. Mencatat perubahan warna yang
terjadi
5. Menyimpulkan tentang urin yang
telah di uji.
-
Kegiatan 5
Uji pH
Mengetahui
kandungan pH dalam urine
1. Sediakanlah
1-2 ml urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Uji
pH urine dengan menggunakan kertas indikator universal
3.
Kemudian cocokkan warnanya dengan standar pH dan catatlah hasilnya.
VI. Hasil Pengamatan
No
|
Uji urine
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Sifat fisik urine
|
- Berwarna kuning pucat
- Berbau pesing
- Tidak terdapat endapan
|
Normal
|
2
|
Uji pH
|
pH = 6
|
Normal
|
3
|
Uji Kehamilan
|
Negatif
|
Tidak hamil
|
Tabel hasil pengamatan
No
|
Jenis Uji Urine
|
Perubahan Warna
|
Keadaan larutan
|
Keterangan
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
1
|
Uji Amonia
|
Kuning
|
kuning
|
Tidak terjadi endapan
|
Tidak ada endapan, berbau Pesing
|
Mengandung amonia
|
2
|
Uji Klorida
|
Kuning
|
putih
|
Tidak terjadi endapan
|
Terjadi endapan putih tipis
|
Normal/mengandung klor dalam jumlah yang normal
|
3
|
Uji Protein
|
Kuning
|
Biru
|
Tidak terjadi endapan
|
Tidak terjadi endapan
|
Normal/Tidak mengandung protein
|
4
|
Uji Glukosa
|
Kuning
|
Biru
|
Tidak terjadi endapan
|
Tidak terjadi endapan
|
Normal/Tidak mengandung glukosa
|
VII. Pembahasan
Ada
beberapa jenis kandungan yang telah di uji, yaitu uji amonia, uji klorida, uji
protein dan uji glukosa,
Sifat fisik urine yang diamati
yaitu kuning pucat, berbau pesing dan tidak terdapat endapan. Ini menunjukkan
bahwa urine tersebut secara fisik normal.
Menguji kadar pH dalam urine
dengan menggunakan indikator universal. Setelah urine dimasukkan dalam urine
kemudian warnanya dicocokan dengan standar pH, menunjukkan bahwa urine tersebut
memiliki pH 6. Berarti urine yang diuji tersebut memiliki pH yang normal karena
pH urine tersebut berada antara 4,7-8
Menguji bau amoniak dari hasil
penguraian urea dalam urin. Yaitu dengan memanaskan terlebih dahulu sampai
mendidih kemudian diketahui bagaimana baunya, ternyata setelah dilakukan uji,
urin tersebut berbau pesing, hal ini dikarenakan billirubin dan
billiverdin bekerja. Amonia terdapat di dalam urin
karena berasal dari deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam
hati, tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi amonia (NH3)
dapat juga berasal dari pembongkaran protein dan berbahaya bagi sel. Oleh
karena itu ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan harus
dirombak dahulu menjadi urea.
Menguji kandungan protein dalam
urin, dengan menggunakan larutan biuret 5 tetes dan membiarkan selama 5 menit,
semula warna pada urin yaitu kuning setelah di beri biuret dan di biarkan
selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu biru dan tidak
terjadi endapan , berarti dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak mengandung
protein. Hal tersebut menunjukkan bahwa ginjal dalam keadaan baik sehingga
dapat mernyaring protein (albumin) dalam urine. Apabila terbentuk cincin
putih dalam tabung reaksi menandakan terdapat kerusakan pada glomerulus
ginjal sehingga tidak dapat menyaring protein dalam urine. Atau kerusakan pada
membran kapsul endothelium/karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya
substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat
Kemudian yaitu menguji
kandungan glukosa dalam urin, dengan menambahkan 5 tetes larutan benedict dan
memanaskan hingga mendidih, warna mula-mula pada urin yaitu kuning dan setelah
di panaskan warna urin berubah menjadi biru, dan tidak terjadi endapan dalam
urine tersebut, dari hal itu dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak
mengandung glukosa
Dan uji yang terakhir yaitu
menguji kandunga klorida dalam urin, dilakukan dengan menambahkan 5 tetes
larutan AgNO3 , kemudian melihat hasilnya, dan
hasil yang diperoleh yaitu bahwa warna urin berubah dari kuning menjadi putih,
disebabkan karena urin tersebut mengandung garam. Dan terjadi endapan putih tipis,
endapan itu adalah endapan AgCl yang terbentuk dari reaksi:
AgNO3 + Cl- → AgCl +
NO3-
Adanya kandungan klorida dalam urin berasal
dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang
kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion. Klorida akan selalu
ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi
molekul-molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi
melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi
dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl
Pertanyaan
1. Mengapa sifat-sifat fisik urine
seperti warna, kekeruhan dan pH, berbeda-beda pada setiap orang? Jelaskan!
2. Berdasarkan data pengamatan
Anda, adakah urine yang memiliki sifat fisik abnormal ? Jika ada, jelaskan !
3. Mengapa pada urine normal
mengandung sedikit klorida ? Apakah peranan klorida di dalam tubuh ?
4. Berdasarkan data hasil uji
urine dengan menggunakan larutan biuret, adakah sampel urine yang mengandung
protein ? Jelaskan !
5. Jenis penyakit apakah yang
menyebabkan urine mengandung protein dengan jumlah melebihi batas normal ?
6. Berdasarkan data hasil uji
glukosa, adakah teman Anda yang berindikasi diabetes mellitus ? Jika ada,
jelaskan !
7. Apakah saran-saran Anda
terhadap teman yang berindikasi diabetes mellitus ?
8. Jelaskan cara-cara untuk
menjaga kesehatan ginjal !
Jawaban
1. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu jenis makanan yang dikonsumsi, obat-obatan
yang dikonsumsi, jumlah air putih yang dikonsumsi dan kelainan atau penyakit
yang diderita setiap orang tersebut. Hal ini yang mempengaruhi warna, kekeruhan
dan pH urine.
2. Dari pengamatan tersebut tidak
ditemukan sifat fisik abnormal dalam urine.
3. Adanya kandungan klorida dalam
urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan
misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion.
Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada
filtrasi molekul-molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral
direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari
proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl
4. Dari pengamatan tersebut tidak
ada sampel yang mengandung protein.
5. Albuminuria adalah ditemukannya
albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya
kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat juga disebabkan oleh
iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau
logam berat.
6. Dari pengamatan tersebut tidak
ada sampel yang mengandung glukosa.
7. Saran bagi penderita
diabetes:
1. Memahami penyakit diabetes dan cara mengobatinya.
2. Menjalani pengobatan yang kontinyu.
3. Pilih makanan yang tepat.
4. Usahakan gula darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
5. Jaga diri agar tidak sampai ada luka di tubuh
1. Memahami penyakit diabetes dan cara mengobatinya.
Kalau sudah kena penyakit ini, pasien mesti segera mencari tahu seluk beluk
diabetes dan solusi menghadapinya. Misalnya, pada pasien diabetes tipe 1 yang
terjadi karena bawaan, harus mendapatkan insulin tiap hari dan wajib diet
sehat. Sementara pada pasien diabetes tipe 2, mereka sebaiknya melakukan diet
sehat, berolahraga rutin, dan minum obat.
2. Menjalani pengobatan yang kontinyu.
Sebaiknya pasien diabetes menaati untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter.
Pemahaman tentang nama obat dan dosisnya harus dipahami agar pengobatan
berjalan maksimal. Konsultasikan selalu dengan dokter terhadap obat-obat yang
disarankan.
3. Pilih makanan yang tepat.
Pasien diabetes memiliki banyak pantangan soal menu makanan. Ikutilah saran
ahli gizi untuk menjalani diet sehat. Jaga selalu berat badan dan usahakan
tingkat gula darah selalu dalam posisi normal. Jangan lewatkan waktu makan dan
makan cemilan tiga kali sehari dengan menu sehat agar gula darah terkontrol.
Lakukan tes gula darah sendiri. Saat ini sudah banyak alat tes gula darah yang
dijual bebas. Selalu cek kadar gula darah sebagai acuan untuk mengambil
keputusan medis. Jika gula darah ada di angka kurang dari 70 atau lebih dari
240 dan terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu, segeralah hubungi dokter
untuk mendapatkan saran kesehatan.
4. Usahakan gula darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Kedua kondisi tersebut sama bahayanya dalam mengakibatkan komplikasi serius..
Jika gula darah Anda rendah, maka angkanya di bawah 70. Jika terlalu tinggi,
angkanya di atas 240. Bagi pasien diabetes tipe 1, sebaiknya selalu cek gula
darah setiap kali habis makan.
5. Jaga diri agar tidak sampai ada luka di tubuh
Pasalnya, luka kecil di tubuh pasien diabetes bisa menimbulkan infeksi yang
serius. Kalau sudah parah bahkan kemungkinan harus menjalani amputasi.
Sebaiknya setiap hari lakukan cek pada kaki. Selalu lakukan check-up ke dokter
untuk mencegah komplikasi dalam jangka panjang
8. Rajin
Berolahraga
Olahraga
merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain membantu menjaga fungsi paru-paru, ternyata
olahraga juga memberi banyak efek positif terhadap keadaan ginjal. Olahraga
akan membuat proses pembentukan urin di dalamnya menjadi lancar dan tidak
mengalami hambatan. Karena itulah, banyak orang yang terbebas dari penyakit
ginjal dengan cara rutin berolahraga setiap hari.
Menjaga
Berat Badan
Cara
menjaga kesehatan ginjal yang berikutnya adalah dengan cara menjaga berat badan. Berat
badan yang berlebihan akan membuat banyak masalah kesehatan. salah satunya
adalah penyakit ginjal. Lemak yang tertimbun di perut dan sekitarnya akan
membuat ginjal menjadi merasa sesak sehingga membuatnya sedikit sulit dalam
memproses urin. Akibatnya, penyakit ginjal pun datang menghampiri. Oleh karena
itu, jagalah berat badan anda agar selalu ideal dengan cara menghindari
makanan-makanan yang banyak mengandung lemak jahat bagi tubuh.
Mengontrol
Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah
satu hal yang dapat mempengaruhi kondisi ginjal. Tekanan darah yang terlampau
tinggi akan membuat seseorang beresiko memiliki penyakit ginjal. Karena itulah
anda perlu menjaga tekanan darah dengan cara selalu berfikir dengan jernih dan
tenang dan tidak mengedepankan emosi. Meski terlihat sepele, namun cara
tersebut cukup ampuh dalam menjaga keseimbangan tekanan darah sehingga
kesehatan ginjal anda akan terjamin.
Makanan
Sehat
Cara menjaga kesehatan ginjal
yang selanjutnya adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan sehat. Hindarilah
makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan gula secara berlebihan. Cobalah
membiasakan diri untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur karena kedua sumber
makanan tersebut memiliki banyak kandungan vitamin, mineral dan zat besi yang
penting untuk menjaga kesehatan ginjal beserta organ yang lainnya.
Minum
Air Putih
Dengan air putih, kinerja
ginjal di dalam tubuh akan menjadi semakin baik. Selain menjaga kesehatan
ginjal, air putih juga sangat penting untuk memelihara organ-organ tubuh yang
lain mulai dari mata, kulit, jantung, hati dan lain-lain. Selain itu, anda juga
dapat menjaga kesehatan ginjal dengan cara menghindari kebiasaan merokok dan
minum minuman beralkohol. Kedua benda tersebut memberikan banyak sekali efek
buruk terhadap kesehatan manusia. Kandungan nikotin dalam rokok dapat
menimbulkan gangguan pada ginjal. Karena itulah, jika anda tidak ingin
mengalami gangguan pada ginjal maka hindarilah rokok dan minuman beralkohol.
Menghindari
Makanan Asin
Cara terakhir yang dapat anda
lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal adalah menghindari makanan yang terlalu
asin. Rasa asin yang dikandung oleh makanan tertentu akan membuat ginjal anda
tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, baiknya anda mengkonsumsi
makanan yang rasa asinnya pas di lidah. Dengan begitu, kita akan selalu
terhindar dari bahaya penyakit ginjal.
VIII. Kesimpulan
A. Kesimpulan :
§ Jadi di dalam urin
mengandung klorida dan amonia namun tidak mengandung protein dan glukosa, itu
berarti bahwa urine tersebut sehat.
§ Klorida dan ammonia
merupakan zat yang baik jika terkandung dalam urin karena mengindikasikan
adanya ion-ion yang terkandung dalam tubuh serta adanya pembuangan zat
berbahaya dalam tubuh
§ Glukosa dan Albumin yang
positif pada percobaan sangat tidak diharapkan karena zat tersebut dibutuhkan
dalam tubuh dan tidak seharusnya ada dalam urine.
B. Saran :
- Perlu
dilakukan lebih banyak percobaan lagi, agar bisa mengamati lebih teliti tentang
kandungan di dalam urin.
- Sebaiknya dalam melakukan
percobaan harus hati-hati terutama dalam memanaskan bahan makanan.
- Dalam melakukan
pengamatan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
- Hati-hati dalam
menggunakan alat.
- Selalu menjaga
kebersihan laboratorium
- Mengembalikan peralatan
yang telah digunakan ke tempat yang telah ditentukan.
IX. Daftar Pustaka
Saktiyono.
2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri
Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
Tim LBB
SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI
Pratiwi
D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
https://www.google.com/laporan-biologi-uji-urin/LAPORAN-UJI-URINE
dimas_kicir.htm
https://www.google.com
/laporan biologi uji urin/Laporan Praktikum Uji Urin _ Islamic
Science's Blog.htm
X. Lampiran Foto