Laporan Praktikum Kimia Uji Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Uji Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah

A.   Tujuan
Untuk mengetahui warna nyala dari unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah.

B.    Dasar Teori
A. Logam Alkali
Unsur-unsur dalam sistem periodik yang bersifat logam yaitu unsur-unsur golongan s (Alkali = golongan 1 dan alkali tanah = golongan 2), sebagian golongan p (misalnya aluminium = golongan 13, Sn dan Pb = golongan 14), unsur-unsur transisi golongan d (Golongan 3-11), secara khusus golongan 12 (Zn, Cd, Hg) dan unsur-unsur transisi dalam golongan f.
Logam biasanya dipikirkan sebagai padatan yang rapat, keras dan tidak reaktif. Kenyataannya, logam-logam alkali berlawanan dari sifat-sifat ini yaitu, rapatan massa rendah, lunak dan sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr) berkenampakan mengkilat, berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Logam alkali bersifat sangat lunak dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Litium (Li) dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium (K) dapat diremas seperti mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom.
Dalam Tabel 1. terdapat beberapa sifat fisika penting dari unsur grup IA. Unsur-unsur ini memiliki daya hantar (konduktivitas) listrik danpanas yang tinggi dimana hal ini merupakan sifat khas dari logam. Pipa yang diisi natrium (Na) digunakan untuk penghantar (konduktor) listrik yang pendek berskala besar. Natrium (Na) yang meleleh digunakan sebagai fluida pemindah (pentransfer) panas dalam beberapa reaktor nuklir.

Tabel 1. Sifat fisika logam alkali (tak termasuk fransium)
Li
Na
K
Rb
Cs
Titik leleh, oC
181
98
64
39
29
Titik didih, oC
1336
881
766
694
679
Rapatan, g/cm
0,54
0,97
0,87
1,53
1,88
Distribusi elektron
2,1
2,8
2,8
2,8
2,8
Energi pengionan, eV
5,4
5,1
4,3
4,2
3,9
Jari-jari atom, Ao
1,34
1,54
1,96
2,16
2,35
Jari-jari ion, Ao
0,60
0,95
1,33
1,48
1,69
Keelektronegatifan
1,0
0,9
0,8
0,8
0,7
Struktur kristal
bcc
Bcc
bcc
bcc
Bcc

Menurut Kristian H. Sugiyarto (2003), beberapa sifat umum senyawa logam alkali yaitu persifatan yang berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion dan kelarutan sebagaimana diuraikan berikut ini.
1.    Karakter ionik; ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1 dan sebagian besar senyawaannya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawaannya tidak berwarna kecuali dengan anion yang berwarna, misalnya kromat (CrO42-) dan permanganat (MnO4-).
2.    Hidrasi ion; semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang sangat rendah daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi senyawaan logam alkali juga sangat rendah. Untuk ion litium (Li+) misalnya mempunyai energi hidrasi sebesar 519 kJ/mol, sedangkan untuk ion magnesium (Mg2+) energinya 1920 kJ/mol. Kecenderungan energi hidrasi ini yaitu semakin mengecil dengan naiknya jari-jari ion.
3.    Kelarutan; sebagian besar senyawaan logam alkali larut dalam medium air, walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol/L, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol/L.

B. Logam Alkali Tanah
Golongan alkali tanah terdiri atas berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba) dan radium (Ra). Anggota pertama, berilium (Be) bersifat mendekati semi-logam dan anggota terakhir radium (Ra) bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya tidak banyak diketahui secara mendalam.
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relatif rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium (Ca) (Tabel 2). Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali sebagaimana ditunjukkan oleh data entalpi, atomisasi, data titik leleh dan kekerasan yang lebih besar pula. Walaupun densitas naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya golongan alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja berbeda dari golongan alkali. Logam alkali tanah kurang reaktif, artinya kurang elektropositif daripada logam alkali, namun lebih reaktif daripada logam-logam yang lain.
Berbagai data fisis logam alkali tanah diberikan dalam tabel 2., dari berilium (Be) ke barium (Ba) jari-jari atom meningkat secara beraturan. Pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan energi pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari kalsium (Ca) ke barium (Ba), akan tetapi berilium (Be) menunjukkan penyimpangan karena potensial elektodenya relatif kecil. Hal itu disebabkan energi ionisasi berilium (Be) (tingkat pertama + tingkat kedua) relatif besar. Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari atas ke bawah. Sifat-sifat fisis, seperti titik cair, rapatan dan kekerasan logam alkali tanah lebih besar jika dibandingkan dengan logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.

                                   Tabel 2. Data fisis logam alkali tanah
Sifat
Be
Mg
Ca
Sr
Ba
Nomor atom
4
12
20
38
56
Konfigurasi elektron
2s2
3s2
4s2
5s2
6s2
Titik cair (oC)
1278
649
839
769
725
Titik didih (oC)
2970
1090
1484
1384
1640
Rapatan (densitas), gr/cm3
1,85
1,74
1,54
2,6
3,51
Energi pengionan pertama, kJ/mol
899
738
590
590
503
Kedua, kJ/mol
1757
1451
1145
1064
965
Ketiga, kJ/mol
14848
7733
4912
4210
3430
Keelektronegatifan skala Pauling
`1,5
1,2
1
1
0,9
Potensial reduksi standar
-1,7
-2,38
-2,76
-2,89
-2,9
Jari-jari atom, A
1,11
1,6
1,97
2,15
2,17
Jari-jari ion, A
0,3
0,65
0,99
1,13
1,35
Kekerasan (skala Mohs)
5
2
1,5
1,8
2
Warna nyala
Tidak ada
Tidak ada
Jingga merah
Merah
Hijau


Semua senyawa dari kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba), yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah berbentuk senyawa ion, sedangkan senyawa-senyawa berilium (Be) dan senyawa-senyawa magnesium (Mg) bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi berilium (Be) kurang reaktif dibandingkan terhadap litium (Li), magnesium (Mg) kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium (Na) dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya satu. Kereaktifan kalsium (Ca), sronsium (Sr) dan barium (Ba) tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi berilium (Be) dan magnesium (Mg) jauh kurang aktif. Beberapa reaksi logam alkali tanah berikut menggambarkan kecendrungan sifat unsur-unsur itu.

1. Reaksi dengan air (H2O)
Kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba) bereaksi baik dengan air (H2O) membentuk basa dan gas hidrogen (H2). Magnesium (Mg) bereaksi sangat lambat dengan air (H2O) dingin dan sedikit lebih baik dengan air (H2O) panas, sedangkan berilium (Be) tidak bereaksi.
M(s) + 2H2O(l) à M(OH)2(aq) + H2(g)
(M = Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)

2. Reaksi dengan udara
Semua logam alkali tanah terkorosi terus menerus di udara membentuk oksida, hidroksida atau karbonat, kecuali berilium (Be) dan magnesium (Mg). Berilium (Be) dan magnesium (Mg) juga bereaksi dengan oksigen di udara, tetapi lapisan oksida yang terbentuk melekat pada permukaan logam sehingga menghambat korosi berlanjut. Apabila dipanaskan kuat, semua logam alkali tanah, termasuk berilium (Be) dan magnesium (Mg), terbakar di udara membentuk oksida dan nitrida.
2M(s) + O2(g) à 2MO(s)
3M(s) + N2(g)  à M3N2

3. Reaksi dengan halogen (X2)
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida.
M(s) + X2(g) à MX2(s)
Lelehan halida dari berilium (Be) mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal itu menunjukkan bahwa halida berilium (BeX2) bersifat kovalen.

4. Reaksi dengan asam dan basa
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat seperti asam klorida (HCl) membentuk garam dan gas hidrogen (H2). Reaksi makin hebat dari berilium (Be) ke barium (Ba).
M(s) + 2HCl(aq) à MCl2(aq) + H2(g)
Berilium (Be) juga bereaksi dengan basa kuat, membentuk berilium hidroksida (Be(OH)42-) dan gas hidrogen (H2)
Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l) à Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)


C.   Alat dan Bahan
·      Alat :
1.     Pinggan
2.     Pipet
3.     Beker glass
4.     Sendok
5.     Korek api
·      Bahan :
1.     Alkohol
2.     NaCl
3.     BaCl2
4.     KCl
5.     SrCl2
6.     CaCO3

D.   Langkah kerja
          1.     Ambil garam sebanyak satu ujung sendok 
          2.     Kemudian masukan ke dalam pinggan
          3.     Tetesi garam dengan alkohol secara merata hingga basah
          4.     Nyalakan korek api lalu kenakan pada garam yang basah
          5.     Amati warna nyala api yang terjadi

E.    Hasil Kerja

No.
Senyawa
Warna
Mengandung Unsur/ Ion
Golongan
1.
NaCl
Kuning
Na/Na+
I A/Alkali
2.
KCl
Ungu
K/K+
I A/Alkali
3.
SrCl2
Merah Tua
Sr/Sr2+
II A/Alkali Tanah
4.
BaCl2
Hijau
Ba/Ba2+
II A/Alkali Tanah
5.
CaCO3
Merah
Ca/Ca2+
II A/Alkali Tanah

F.    Kesimpulan
Warna nyala yang dihasilkan oleh setiap sampel adalah :
a.    Natrium (Na)                 = Kuning
b.    Kalium (K)                    = Ungu
c.    Kalsium (Ca)                 = Merah
d.   Stronsium (Sr)                = Merah tua
e.    Barium (Ba)                   = Hijau
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah memberikan warna yang berbeda–beda hal ini disebabkan karena perbedaan panjang gelombang setiap unsur dan ini berarti energi yang dibebaskannya juga tertentu.




No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *