Eksploitasi terus menerus yang berlebihan pada sumber daya alam (SDA) akan menyebabkan kerusakan ekosistem, sebagai contoh timbulnya zat sampah yang mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Apa itu pencemaran lingkungan (polusi)?
Pencemaran lingkungan adalah masuknya zat-zat pencemar ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun. Zat atau bahan yang dapat mencemari lingkungan disebut polutan. Suatu zat atau bahan disebut polutan apabila memenuhi syarat-syarat antara lain jumlahnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak semestinya, merusak lingkungan, dan mengganggu kesehatan atau menyebabkan penyakit.
Berikut macam-macam pencemaran yang dibedakan menurut tempat terjadinya, bahan pencemar, dan tingkat pencemaran:
A. Pencemaran menurut Tempat Terjadinya
- Pencemaran Air
Sumber-sumber pencemaran air antara lain sebagai berikut:
- Limbah industri berupa zat-zat buangan yang sangat berbahaya, seperti logam berat, zat-zat radioaktif, sampah, kotoran dari pengolahan hasil ternak, dan polutan panas dari air pendingin industri. Logam berat seperti Pb, Hg, dan Zn dapat terakumulasi dan bersifat racun. Contohnya kasus pencemaran air raksa (Hg) di Teluk Minamata, Jepang.
- Limbah rumah tangga berupa limbah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan oksigen di air berkurang, sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air. Selain itu, sisa detergen juga mencemari air.
- Limbah pertanian, misalnya sisa pemakaian pupuk buatan, pestisida, dan herbisida yang berlebihan. Fosfat hasil pembusukan bersama NO3 dan pupuk pertanian yang larut dalam air terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (blooming algae). Eutrofikasi menyebabkan tanaman dalam air tidak dapat berfotosintesis sehingga banyak ikan mati karena kekurangan oksigen. Selain itu, juga menimbulkan pendangkalan dari sisa blooming algae yang mati dan mengendap di perairan. Zat organoklorin dari DDT dapat menyebabkan keracunan bagi biota sungai maupun hewan atau manusia yang memakan biota tersebut. Pencemaran DDT dengan kadar tinggi dapat menimbulkan kematian bagi biota sungai. Di dalam rantai makanan kadar DDT akan semakin meningkat pada tubuh organisme di setiap tingkat trofik, dan konsentrasi tertinggi berada pada puncak konsumen. Proses ini disebut biological magnification (pemekatan hayati).
- Limbah pertambangan berupa tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi menyebabkan banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya.
- Pencemaran Udara
Sumber utama pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dari industri. Bahan pencemar udara digolongkan menjadi partikel dan gas.
- Gas CO (karbon monoksida) hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Disebut sebagai gas pembunuhan karena gas ini mempunyai daya ikat terhadap hemoglobin yang jauh lebih tinggi daripada dengan oksigen sehingga mengganggu pengikatan oksigen oleh darah.
- Gas CO2 (karbon dioksida) hasil pembakaran bahan bakar minyak bumi, batu bara, dan pembakaran hutan. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan. Selain itu, gas CO2 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat polusi CO2 disebut juga sebagai "efek rumah kaca".
- Gas CFC (klorofluorokarbon) mengakibatkan rusaknya lapisan ozon (O3).
- Gas SO2 dan NO2 yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Reaksi gas tersebut dengan uap air menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan hewan dan tumbuhan mati, merusak benda-benda yang terbuat dari logam, dan bangunan-bangunan menjadi rusak.
- Pencemaran Tanah
Sumber-sumber pencemaran tanah antara lain sebagai berikut:
- Limbah industri, berupa zat-zat beracun dari industri yang meresap ke dalam tanah.
- Limbah rumah tangga berupa kaleng, kaca, plastik, dan detergen yang bersifat nonbiodegradable (sulit diuraikan secara alami).
- Limbah pertanian, berupa zat kimia penyusun pestisida.
- Pencemaran Suara
B. Pencemaran menurut Bahan Pencemar (Polutan)
- Pencemaran kimiawi, disebabkan oleh polutan berupa zat kimia baik organik maupun anorganik. Contohnya logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Ni), pestisida, minyak, dan detergen.
- Pencemaran fisik, disebabkan oleh polutan berupa kaleng, botol, plastik, dan karet.
- Pencemaran biologis, disebabkan oleh polutan berupa berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella typhosa.
C. Pencemaran menurut Tingkat Pencemaran
- Pencemaran ringan, apabila mengakibatkan iritasi ringan pada pancaindra dan tubuh serta mengganggu ekosistem. Contohnya gas buangan kendaraan bermotor menyebabkan mata pedih.
- Pencemaran kronis, apabila mengakibatkan sakit kronis. Contohnya pencemaran merkuri di Minamata, Jepang menyebabkan kanker dan bayi lahir cacat/
- Pencemaran akut, apabila polutan kadar tinggi menyebabkan kematian. Misalnya pencemaran nuklir.
Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan parameter pencemaran lingkungan, antara lain sebagai berikut :
- Parameter biologi, meliputi ada tidaknya mikroorganisme, misalnya E. coli, Planaria, dan Tubifex.
- Parameter fisik, meliputi temperatur, rasa, bau, warna, kekeruhan, dan radioaktivitas.
- Parameter kimia meliputi CO2, pH alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
- Parameter biokimia meliputi BOD (Biological Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari.Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut Menteri Kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
Itulah pembahasan tentang Pengertian, Macam-macam, dan Parameter Pencemaran Lingkungan. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda.
No comments:
Post a Comment